Monday 28 January 2013

Cerpen Cinta

Selamat datang di blog sederhana ini, Rasanya sudah cukup banyak pengelola mereferensikan Cerpen Cinta pada blog sederhana ini . Harapan pengelola sangat lah sederhana yaitu para pengunjung blog sederhana ini akan mendapatkan referensi yang akurat tentang Cerpen Cinta sehingga akan bermanfaat bagi kita semua baik itu dalam mengumpulkan resensi cerpen maupun dalam belajar cara membuat cerpen. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca

Cerpen cinta, ya akhirnya kita sampai pada ulasan cerpen cinta ini. Nah ngomong ngomong soal cinta dalam cerpen cinta ini banyak sekali mengandung cerita maupun kisah cinta yang romantis. Adik adik juga tentunya sudah membaca tentang cerpen pengalaman hidup dan cerpen romantis bukan? bagaimana pendapatnya? keren kan kumpulan cerpen karya mereka semua? 

Ok lah, sedikit informasi bahwa cerpen cinta kali ini berjudul "Love Express" yang merupakan buah karya terindah dari bellinda_shakti. Cerpen ini juga berisi nasehat cinta dan motivasi cinta yang terbaik. Nah langsung simak aja deh. 
Cerpen Cinta, Contoh Cerpen Cinta, Resensi Cerpen Cinta

Pagi ini aku berkeliling di daerah tempat tinggalku dengan berjalan kaki. Tak lupa kubawa laptop yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi. Aku lebih suka menggunakan laptop dari pada tablet yang kata semua orang lebih canggih dari pada laptop. Kulihat sekelilingku. Hijau. Semuanya tertutupi rumput, dan jauh di depan sana ada hutan pinus yang biasa digunakan orang-orang daerah situ bertamasya. Aku pun memutuskan untuk ke hutan itu. Dan benar saja, disana sangatlah ramai, walaupun cuaca sangat dingin, namun semua orang duduk di bangku kayu yang terletak di antara pohon pinus. Tak ada bangku yang kosong di sekitarku, semuanya terisi. Namun ada satu bangku yang letaknya paling jauh dan tak ada yang duduk disana. Kuletakkan tasku, lalu aku duduk dibangku yang dingin itu.

Pemandangan disana masih asri, belum ada campur tangan manusia, atau mungkin dibuat sedemikian rupa agar tidak merusak bentuk aslinya. Kupejamkan mata, mencari ide untuk cerita dalam novelku selanjutnya hingga semuanya buyar karena seorang laki-laki duduk disampingku. Dia membawa ransel dan koper yang diletakkan disamping kakinya. Nafasnya terengah-engah, sepertinya dia berjalan cukup jauh untuk dapat ke hutan pinus ini. Kuberikan air mineralku yang kubawa dari rumah padanya. Dia menerima dan langsung meminumnya setelah mengatakan terimakasih sambil melemparkan senyumannya yang sangat ramah. “Aku Ryuhan, kamu?” Katanya sambil melihat kedepan. Aku merasa aneh dengan namanya, Ryuhan? Belum pernah aku bertemu dengan orang yang memiliki nama seaneh itu. “Naila,,” selanjutnya dia menceritakan bagaimana dia sampai disini, dan apa tujuannya kesini. “Jadi kamu mau berlibur aja?” tanyaku mengulang penjelasannya yang mengatakan dia datang hanya untuk berlibur. “Ya, kamu tau hotel paling dekat daerah sini?” Tanyanya. Mana ada hotel di daerah perbukitan yang belum sering didatangi orang, kataku dalam hati. “Kamu bisa tinggal dirumahku kalau kamu mau.” Kataku tanpa berpikir panjang. Entah apa alasannya aku menawarkan hal semacam itu, walaupun wajahnya tampan, tapi dia tidak jauh lebih tinggi dariku, paling-paling dia memiliki tinggi badan 165cm, itu terlalu pendek untuk ukuran laki-laki, dan aku tidak tertarik padanya.

Dia mengikutiku dari belakang, kubukakan pintu rumahku dan mempersilakan dia masuk serta duduk di sofa ruang tamu. Kepalanya mendongak, melihat kesana-kemari, sepertinya dia menyukai rumahku ini. “Kamu bisa tinggal dilantai atas, anggap saja ini rumahmu, tapi ada hal yang harus kamu patuhi.” “Apa?” Tanyanya sambil menegapkan tubuhnya. “Jangan ganggu aku, jangan buat rumahku kotor.” Dia hanya mengangguk mendengar penjelasanku.

Ini adalah hari ketiga dia tinggal dirumahku, masih 17 hari lagi dia tinggal serumah denganku, selama tinggal dirumahku, tidak pernah sedikitpun dia menggangguku, dia selalu memasakkanku sarapan, dan selalu makan masakkanku yang kadang terlalu asin tanpa komplain sedikitpun. Dia teman yang baik, sangat baik. “Naila.. oleh aku pinjam mobilmu? Aku perlu ke swalayan membeli beberapa hal yang aku butuhkan, atau kamu mau ikut?” Aku langsung mengiyakan ajakannya. Kami berbelanja malam itu, layaknya sepasang kekasih, kami berjalan berdampingan, dia mendorong troli penuh dengan barang kami berdua dan tiba-tiba.. “Ryuhaaan!!” Seorang perempuan berjalan kearah kami. Kulihat Ryuhan tersenyum lebar. “Mayaa…” Katanya kemudian. Keduanya saling berpelukkan dihadapanku, tentu saja aku tidak cemburu, tapi berpelukan seperti ini di swalayan bukankah sangat keterlaluan dan berlebihan? Ryuhan memperkenalkan perempuan itu, temannya kuliah dulu katanya. Selama berada di swalayan perempuan itu menggandeng tangan Ryuhan. Dari situ aku yakin mereka lebih dari seorang teman.

Aku keluar dari kamar dan melihat Ryuhan sudah berpakaian rapi “Aku mau makan malam sama Maya, kamu mau ikut?” Yang benar saja, aku ikut ke acara mereka? Bukankah itu akan menjadikanku lelucon? Dengan cepat aku mengatakan “Aku mau pergi juga.” Entah kemana aku harus pergi malam itu, yang pasti aku pergi dulu sebelum Ryuhan. Kuinjak gas mobilku dan meluncur pergi jauh dari daerah tempat tinggalku. Kuhentikan mobilku didepan dessert cafe, kupesan hot chocolate dan cheese cake. Aku mulai sadar bahwa sudah lama aku tak menyentuh laptopku, sejak Ryuhan tinggal bersamaku. Tapi sayang, aku lupa membawanya malam ini. “Ryu, duduk sini!” Kata seorang perempuan yang aku kenal jelas itu Maya, ku putar posisi dudukku membelakangi mereka yang duduk tepat di disampingku. Bagaimana bisa mereka pergi ketempat sejauh ini? Pikirku. Aku melihat semua yang mereka lakukan melalui kaca yang ada di depanku, sambil terkadang kutundukkan kepalaku. Tak sengaja aku melihat Maya menyodorkan sesendok puding berwarna hijau kepada Ryuhan, dengan malu-malu Ryuhan pun memakannya, tiba-tiba aku merasa sebal melihat Maya yang sedang bersama Ryuhan malam itu. Ada sepercik api yang menciprat tepat di dadaku, panas, atau cemburu kah yang aku rasakan ini? Aku segera membayar tagihan makan malamku, lalu pergi keluar lewat pintu belakang cafe. Aku yakin mereka tidak melihatku.

Halaman belakang adalah tempat yang pas untuk bersantai, apalagi aku bisa melihat gunung dari halaman belakang rumahku ini. Sambil menikmati secangkir teh vanila aku duduk di ayunan kayu sambil mendendangkan lagu kesukaanku “Wise men say only fools rush in
But I can’t help….” “Falling in love with you” Sahut Ryuhan. Aku hanya diam, entah mengapa sejak aku melihat Maya dan Ryuhan makan malam beberapa hari lalu, aku selalu menjauh dari Ryuhan. Dia duduk disampingku. “Kamu kenapa sih?” tanyanya padaku, aku hanya tersenyum kecil sambil mengangkat bahuku. Kami hanya diam sepanjang sore itu.

Tubuhku menggigil, badanku terasa panas, namun yang aku rasakan adalah dingin. Selimut tebal menyelimuti tubuhku yang sudah tak berdaya ini, Ryuhan menemaniku, dia duduk di samping tempat tidurku, sambil sesekali menanyakan apa yang aku inginkan. Aku benar-benar tak dapat melakukan apapun, lemas, dan pusing mengambil alih tubuhku. Sepanjang hari aku hanya tidur. Kubuka mataku perlahan, pusing sudah pergi dari tubuhku, demam juga sudah mereda, Ryuhan tertidur di lantai bawah sambil meringkuk. Kulihat wajahnya dengan seksama, alisnya, matanya yang terpejam, hidungnya, mulutnya, bibirnya, aku merekam semuanya dalam otakku. Tampan, itu kata yang pas untuk menyimpulkan apa yang aku lihat. Tiba-tiba dia membuka matanya, dan aku terkesiap. “Ah..sudah gak panas lagi,, “ katanya sambil memegang keningku “Kamu mau makan apa?” Aku hanya menggeleng, ku geserkan tubuhku sedikit ke kanan “Sini..” kataku sambil menepuk-nepuk tempat tidurku, diapun duduk di sampingku. Kupegang tangannya, raut wajahnya berubah, dia hanya diam dan kaget tentu saja. Cepet-cepat kulepaskan genggaman tanganku, tapi belum sempat tanganku ini pergi dari tangannya, dia sudah menarik tanganku kembali. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, aku juga tak tahu apa yang aku pikirkan sampai bisa memegang tangannya. “Jangan marah lagi.” Katanya, darimana dia tahu aku marah padanya? “Kamu diam karena kamu marah sama aku kan? Karena aku dekat dengan Maya kan?” tanyanya yang membuat jantungku berdebar dan sedikit malu. Aku hanya mengangguk, ah bagaimana bisa aku mengangguk? Itu tandanya aku cemburu, aku tak ingin dia tahu aku cemburu. Ryuhan tersenyum lalu berkata “Dia sahabatku sejak SMA, aku gak akan berpacaran dengannya.” Lega rasanya mendengar itu dari Ryuhan.

“Lusa aku pulang, kapan-kapan kalau ada waktu aku akan mengunjungimu lagi Nay.” Aku mengangguk pelan, aku bisa membayangkan sepinya tinggal dirumah ini tanpa ada Ryuhan. “Boleh aku tanya sesuatu sama kamu?” Aku mengangguk mendengarnya. “Kamu suka aku?” mataku terbelalak mendengar pertanyaannya, dan aku tertawa. Haruskah aku bilang “Ya” padanya, masuk akalkah jika aku menyukai laki-laki yang baru aku kenal dalam waktu kurang dari satu bulan? “I dont know” Jawabku. Lalu Ryuhan mendekatiku dan berkata “I LOVE YOU TOO” aku tersenyum mendengarnya, mungkin aku benar-benar gila menyukai pria ini, tapi tak apa, bukan hanya aku yang gila. Akhirnya akupun memutuskan untuk ikut pergi dengannya pulang kerumah Ryuhan di negeri seberang.

Cerpen Karangan: bellinda_shakti
twitter : @bellindaamelia

Nah kurang lebih seperti inilah contoh cerpen cinta yang bisa saya referensikan semoga bisa menambah resensi cerpen milik adik adik. Jangan lupa juga untuk melihat cerpen singkat dan cerpen anak

Semoga contoh Cerpen Cinta ini yang merupakan salah satu koleksi Cerpen pribadi yang sudah lama pengelola kumpulan dari berbagai media online dan offline. . Beberapa Kumpulan Cerpen Cinta bisa kalian gunakan via status facebook, status Twitter maupun broadcast DP BBM. Akhir kata Saya sebagai pengelola ucapkan terimakasih telah mengunjungi blog sederhana ini dan bila berkenan akan berkunjung suatu saat nanti lagi.
Description: Cerpen Cinta Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Cerpen Cinta
Al
Mbah Qopet Updated at: 02:20

0 comments:

Post a Comment