Monday, 28 January 2013

Cerpen Islami

Selamat datang di blog sederhana ini, Rasanya sudah cukup banyak pengelola mereferensikan Cerpen Islami pada blog sederhana ini . Harapan pengelola sangat lah sederhana yaitu para pengunjung blog sederhana ini akan mendapatkan referensi yang akurat tentang Cerpen Islami sehingga akan bermanfaat bagi kita semua baik itu dalam mengumpulkan resensi cerpen maupun dalam belajar cara membuat cerpen. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca

Cerpen Islami ini sebenarnya juga cocok jika di katagorikan dengan cerpen cinta, namun yang ini sedikit berbeda. Cerpen islami yang berjudul "Ada Cinta dalam Al-Quran" ini lebih cocok jika di katagorikan sebagai cerpen islami. Kenapa begitu? cobalah baca referensi cerpen islami buah karya Ismi Rachmawati di bawah ini .


Disaat matahari belum terlalu tinggi, Clara seorang gadis SMA sedang bersiap – siap untuk pergi ke sekolah untuk menunaikan kewajibannya sebagai pelajar. Aku pergi ke sekolah dengan jalan kaki, karena sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumah hanya ± 2 km. saat perjalanan menuju sekolah seperti biasa aku ditemani teman dekat yang satu sekolah denganku.
“Hai, Ra wajah loe suntuk amat, lagi ada masalah?” tanyanya sambil menepuk pundakku.
“Oh, ga kok, ga ada apa – apa gw lagi bête aja habis banyak pr sih, jadinya gw pusing deh ?” jawabku menarik tangan sintia untuk cepat jalan agar tidak terlambat.
“Ra, seperti biasa gw liat pr loe ok!” sambil menyenggol tanganku .
“Loe kebiasaan, emang semalem loe ngapain sih, ya udah deh!” bentakku.
Sesampai disekolah, seperti biasa Sintia mengambil tasku dan mengobrak – abrik isi tasku untuk mengambil pr-ku. Walaupun kelakuan temanku sangat menyebalkan tetapi dia adalah sahabat terbaikku dari SD yang setia

mendengarkan curhatku. Hari – hariku berjalan seperti biasa memperhatikan, mendengarkan, menulis dan mengerjakan apa yang disuruh guru.
Bel terakhir sekolahpun berbunyi, saat itulah yang dinantikan para siswa – siswi agar cepat pulang karena sangat bosan megikuti pelajaran. Akupun pulang dengan hati gembira karena besok adalah hari libur, seperti biasa aku pulang dengan Sintia dan beberapa teman lain.
Dipersimpangan jalan kamipun berpisah dengan teman kami lainnya. Dan sekarang kami berjalan hanya berdua aku dan sahabatku.
“Ra, besok gw kerumah loe ya.? Gw bête banget dirumah” tanyanya.
“Ya udah main aja, gw juga kesepian dirumah!” jawabku sambil membuka pagar rumahku.
“Ok. deh!” teriaknya sambil pergi meninggalkan halaman rumahku.
Keesokan hari seperti biasanya, saat liburan kerjaanku hanya tidur, makan, nonton tv, main, dengarkan music, atau membaca novel terkadang aku sangat bosan tapi mau bagaimana lagi. Tiba – tiba terdengar suara bel rumahku berbunyi dan ternyata itu sintia yang memakai celana jins berwarna hitam dengan kaos berwarna biru.

“Ra, lagi kenapa loe, suntuk amat muka loe, mau gw tebarkan keceriaan gw ke loe ga ?” jawabnya sambil berjalan menuju tangga rumahku. “Mang bisa, okelah boleh dicoba” sahutku dengan nada pelan.
Saat dikamar, kamipun bercanda dan ternyata keceriaan Sintia akhirnya tertular juga pada diriku, tetapi keceriaan itu hanya berlangsung sebentar, tiba – tiba Sintia melontarkan kalimat yang membuatku terkejut.
“Ra, gw boleh nanya ga, tapi loe jangan marah ama gw!” tanyanya dengan nada pelan.
“Mang nanya apa, tumben loe ngomong serius ama sama gw, ok gw ga akan marah kok!” dengan wajah terkejut.
“Sebenarnya loe udah pernah pacaran belum, apa loe udah punya cowok sekarang ?” tanyanya dengan alis naik sebelah.

“Oh itu, gw belum pernah pacaran kan dalam islam ga boleh pacaran, tapi kalo sekali ga papalah, lagian loe ngapain nanya kaya gitu, udah jangan omongin itu lagi, ok!” jawabku dengan suara ketus.
Hari seninpun tiba, akupun berangkat sekolah seperti biasa dan beraktivitas seperti biasa. Tapi bedanya hari ini aku pulang agak terlambat, karena harus mengikuti kegiatan mentoring yang kali ini hari senin sehabis pulang sekola. Selesai mentoring akupun langsung pulang. Tiba – tiba diperjalanan terdengar adzan ashar berkumandang, akupun langsung berjalan ke masjid dekat rumahku untuk shalat. Selesai shalat aku melihat dan mendengar seorang laki – laki yang mempunyai suara merdu saat membaca Al – Qur’an. Saat aku sedang memakai sepatu tiba – tiba ada yang memanggilku dari belakang, ternyata dia adalah cowok yag tadi membaca Al-Qur’an akupun sangat terkejut.

“Ra, tumben loe shalat di sini ?” tanyanya sedang berjalan menghampiriku.
” Oh, aku kebetulan lewat, ya udah sekalian, maaf, sebelumnya kamu ini siapa dan tahu dari mana namaku ?” tanyaku terkejut.
” parah loe ga kenal gw, loe jahat banget gw itu temen SD loe, gw Aldo, Clara?” jawabnya dengan nada suara ketus.
“Ya Allah, maaf Al gw baru inget habis loe beda banget, dulu loe SD ga tinggi kaya sekarang, kok loe shalat di sini bukannya rumah loe jauh?” tanyaku heran .
“Oh, gw baru dua bulan pindah ke sini, tuh rumah gw di gang mawar!” jawabnya sambil menunjukan letak rumahnya.
Akupun hampir lupa hari sudah sore dan akupun mengakhiri pembicaraan ini dan bergegas pulang ke rumah .
Setelah lima hari belajar akhirnya libur datang kembali. Pada hari sabtu pukul 08.30 WIB, suara handphoneku berbunyi ternyata itu sms dari Aldo, mengajakku untuk belajar Al-quran sehabis shalat maghrib gratis. Waktu yang kutunggu akhirnya datang, akupun langsung bergegas ke masjid. Selesai shalat Aldopun mengajariku membaca al-qur’an dengan suara yang indah, karena aku ingin sekali bisa seperti Aldo. Selesai mengaji kamipun langsung pulang, karena rumah kami satu arah, sepanjang jalan kamipun bercanda
Sampai Aldo lupa kalau gang rumahnya sudah terlewat, akupun tertawa dan kamipun berpisah. Sesampai dirumah tiba – tiba terbesit aku memikirkan Aldo, sampai – sampai bayangan Aldo tidak bisa hilang dari pikiranku.

Hari seninpun datang lagi, tapi kali ini kami sangat senang karena ada rapat guru. Tiba- tiba Sintia mendekatiku saat aku mengerjakan sedang tugas .
“Ra, gw punya kejutan buat loe, tar pulang sekolah loe ke kantin, jangan nolak ajakan gw, pliss!” tanyanya sambil memegang tanganku .
“Ok . “jawabku ketus. Bel pulang berbunti akupun langsung menuju kantin, saat itu aku melihat Sintia duduk bersama seorang cowok, akupun mendekati dan duduk disebelah Sintia.
“Ra, gw bawa kejutan buat loe, kenalin Randi” tanyanya sambil menarik tanganku dan Randi.
“Oh, gw Clara temen Sintia senang berkenalan” jawabku ketus.
“Ra, dia kelas XI IPA lho?” rayu Sintia padaku.
Stelah berkenalan aku langsung menarik tangan Sintia.
“Ada apa Ra, sakit tau, loe suka sama dia ?” tanyanya sambil menggodaku.
“Ngomong apa sih loe, ngapain loe ngenalin gw ama Randi, seakan gw kaya cewek ga laku apa! udah gw ga mau pacaran ama dia dan jangan coba-coba loe kenalin gw ama orang lain” jawabku ketus.
‘Ya, Ra gw udah cape nyariin buat loe, tapi dia tuh suka ama loe, lagi apa kurangnya dia sih, pintar, ganteng, baik lagi terima aja Ra kalau ga gw marah!” jawabnya dengan nada mengancam.
“Terserah loe mau marah apa ga yang penting gw ga mau pacaran sama Randi titik “sambil pergi meninggalkan Sintia.

Akupun pulang ke rumah sendiri tanpa Sintia. Keesokan pagi saat berabgkat sekolah, ia tidak menungguku. Sesampai di sekolah Sintia sudah datang duluan. Saat aku mencoba berbicara padanya, ia hanya diam dan tanpa berbicara dan menoleh sedikitpun . aku merasa sahabat terbaikku marah padaku, karena masalah kemarin di kantin.
Saat liburan sekolah aku mencoba ingin menyelesaikan masalah dengan Sintia, akupun memutusakan untuk pergi ke rumah Sintia dan menjelaskan semuanya padanya.
“Hai Sin, loe liburan ga kemana- mana ?” tanyaku
“Ga loe ada apa ke rumah gw, ada perlu ?” jawabnya jutek.
“Sin, gw pengen jelasin sebenarnya gw . . . dah suka sama orang lain, karena itu gw ga mau ama Randi” Jelasku .
“Kenapa loe ga ngomong sama gw dari awal jadinya gw ga usah marah am aloe, tapi loe ketemu dia dimana, terus siapa namanya ?” tanyanya sambil mencubit pipiku.
“Jadi sekarang loe ga marah ama gw, sekarang loe dah maafin gw, gw ketemu dia di masjid At – Taqw, dia tuh temen SD kita, Aldo” jelasku sambil memandang wajah Sintia yang imut.
“Udah gw maafin, terus loe bisa deket ama Aldo gimana tuh caranya?” tanyanya. dengan wajah penasaran.
“Gw deket ama dia saat gw minta dia ajarin gw baca Al-Quran gitu?” jelasku.
“Jadi loe suka suaranya dong, bukan orangnya gitu!” tanyanya penasaran.

“Ya, boleh dibilang gitu, tapi lebih tepatnya gw suka sama orangnyalah!” jawabku sambil bercanda.
Tiba – tiba handphoneku berbunyi dan itu sms dari Aldo
“Ra, loe gi d’mana? Biza ktmu ama w ga skrng? Tpi kalo g biza gpp, kalo mau dicafe dkt komplek kita!!! BlzZ ?
Pengirim :
Aldo
+6287878999xxx
Akupun membalas sms Aldo, agar aldo menungguku di Café. Aku bilang pada Sintia kalau aku akan bertemu dengan Aldo, akhirya aku pergi dan menuju café yang tidak jauh dari rumah Sintia, sampai di café aku melihat seorang cowok dengan celana jins warna hitam yang memakai kaos putih dan itu Aldo yang sedang menungguku .

“Assalamualaikum Do, maaf ya gw telat ?” jelasku .
“Waalaikum salam, gapapa kok gw juga baru” jawabya singkat.
Akhirnya kami langsung masuk kedalam café, mencari kursi kosong dan memesan minuman.
“Tumben loe ngajak gw kesini ada apa, memangnya loe lagi ulang tahun yah . .?” jelasku sambil bercanda.
“Oh . . . ga kok, gw ga ulang tahun, gw cuman pengen ketemu sama loe, ada yang gw mau omongin” jawabya menjelaskan padaku.
“Ngomong apa sih, gw punya salah ya ?” tanyaku penasaran.
“Ga kok, loe ga salah, malah gw yang salah Ra, gw boleh jujur ga, se-be-narnya gw . . .”
Tiba – tiba ada seorang pelayan café datang mengantarkan minuman yang kami pesan dan pelayan itu memotong pembicaraan Aldo.
“Maaf do, tadi loe ngomong apa, gw ga dengar bisa diulang?” tanyaku.
“Ra, gw suka sama loe, mau g aloe terima gw tapi kalo loe ga mau terima gapapa, memang ini salah gw karena gw suka sama loe!” jelasnya dengan bicara yang cepat.
Akupun terdiam sejenak, dan aku tidak dapat menatap wajah Aldo. Dan seakan ucapan Aldo dapat menghentikan peredaran darahku.
“Apa loe ga salah ngomong, bukan gw kali cewek yang loe taksir, Do?” tanyaku sambil meminum mencoba menenangkan diri.
“Gak, mana mungkin gw bisa salah orang, apalagi gw suka sama loe, saat loe kita masih duduk di kelas 5 SD, ga tau kenapa gw ga bisa nglupain loe Clara dan kalo loe mau tau gw ga pernah pacaran sama orang lain karena gw hanya suka sama loe” jelasnya dengan menatap kedua mataku.
Akupun mencoba berpikir dan mengambil napas untuk aku bisa menjawab pertanyaan dari Aldo. Dan sesaat suasana menjadi hening .
“Tapi kalau gw nolak, apa loe tetap mau nungguin gw sampai gw nerima loe, do?” tanyaku menatap wajah Aldo yang semakin tegang.
“Gw ga akan nyerah, gw akan coba terus sampai loe mau terima gw, Clara dang w benar – benar sayang sama loe dan gw akan lakukan apapun buat loe” jawabya .
“Gw . . . .mau te-rima loe jadi cowok gw!” jelasku padanya.
“Benar nih, berarti mulai sekarang kita pacaran dong!” tanyanya sambil mengedipkan mata.
“Tapi kita pacaran jangan terlalu berlebihan yah, loe tau maksud gw-kan, biasa aja ok . . .!” jelasku mencoba menenangkan pikiranku.
“Baiklah” jawabya dengan wajah bahagia.
Setelah pertemuan itu hatiku sangat bahagia sekali, seakan aku dapat dengan mudah menggapai awan yang tinggi. Setelah itu aku hampir lupa untuk mengabarkan Sintia tentang ini, akupun langsung mengambil hadphoneku dan menelpon Sintia.
“Assalamualaikum, Sintia lagi ngapain nieeh!” tanyaku .
“Waalaikum salam, lagi nonton tv. Ada apa loe kayaknya loe lagi seneng yah, kenapa?”
“Gak kenapa – napa, Sin gw ditembak Aldo.”
“Maksud loe, serius loe jangan bercanda!”
“Ngapain hal – hal kaya gini gw bercanda, ga ada gunanya lagi.”
“Terus loe terima ga?”

“Menurut loe lebih baik yang mana kalo ga terima bagaimana menurut loe?”
“Kalau loe ga terima dia loe akan nyesel karena loe udah kenal ama dia udah lama dan apa lagi dia tuh keren dan udah beda lagi sifatnya gak kaya dulu, ra!”
“Loe tau dari mana, Sin tentang Aldo?”
“Gw tau dari temen gw, dia satu kelas dan satu sekolah sama aldo, tapi loe jangan cemburu dulu ga baik lho?”
“Lagi siapa yang cemburu, orang gw biasa aja sih!” .
“Jadi loe terima diaapa ga, cepetan jawab.”
“Ya, gw terima dia, udah ya . . . udah malem gw mau tidur “
“Gitu dong, ya udah Assalamualaikum” .
“Walaikum salam pren” .
Dan setiap hari aku menjalankan aktivitaasku seperti biasanya tanpa berubah satu apapun. Aku merasa sangat senang mempunyai pacar seperti Aldo, selain menjadi pacar terkadang dia juga sebagai guru terbaikku karena dia membantuku dalam belajar sehingga aku dapat meningkatkan prestasiku.

Cerpen Karangan: Ismi Rachmawati
Facebook: Ismi Rachmawati

Nah kurang lebih seperti inilah referensi cerpen Islami yang bisa saya bagikan pada hari ini untuk adik adik semua. Semoga bisa menambah resensi cerpen adik adik ya. 

Semoga contoh Cerpen Islami ini yang merupakan salah satu koleksi Cerpen pribadi yang sudah lama pengelola kumpulan dari berbagai media online dan offline. . Beberapa Kumpulan Cerpen Islami bisa kalian gunakan via status facebook, status Twitter maupun broadcast DP BBM. Akhir kata Saya sebagai pengelola ucapkan terimakasih telah mengunjungi blog sederhana ini dan bila berkenan akan berkunjung suatu saat nanti lagi.
Description: Cerpen Islami Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Cerpen Islami
Al
Mbah Qopet Updated at: 02:34

0 comments:

Post a Comment